Mekanisme Terjadinya Penyakit - Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain: penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation of disease).
Induk semang (hospes)
Induk semang atau hospes (host) adalah makhluk hidup dimana penyebab penyakit hidup dan berkembang biak. Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktorfaktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung ditentukan oleh kekebalan resistensi orang yang bersangkutan.
Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular tetap dapat meneruskan kehidupannya, maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Berkembang biak
2. Bergerak atau berpindah dari induk semang
3. Mencapai induk semang baru
4. Menginfeksi induk semang baru tersebut.
Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup. Dari sini timbul istilah
Reservoar
Reservoar (sumber penyakit) yang diartikan sebagai berikut:
1. Tempat bibit penyakit melangsungkan kehidupan dan berkembang-biak.
2. Survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau bendabenda mati.
Hewan sebagai reservoar
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang pada umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang yang dapat menular pada manusia.
Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni:
1. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.
2. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus, malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.
3. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.
4. Benda-benda mati sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh: Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus, C. botulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya.
5. Manusia sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain campak (measles), cacar air (small pox), typhus, miningitis, gonorhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier.
Carrier
Ada suatu keadaan, yakni seseorang sehat-sehat kelihatannya, dapat bekerja biasa, tetapi dari tubuhnya selalu atau seringsering keluar benih-benih penyakit. Orang seperti itu tentu sangat berbahaya bagi masyarakat sekelilingnya. Orang yang demikian disebut pembawa basil atau carrier. Untuk mengetahui orang seperti itu tidak mudah; biasanya diketemukan secara kebetulan saja.
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit di dalam tubuhnya tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Convalescant carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit. Carriers memegang peran sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococal meningitis dan amoebiasis. Pembawa basil atau carrier ialah orang yang selalu atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit dari tubuhnya, sedangkan ia sendiri tidak menunjukkan gejala-gejala menderita penyakit tertentu.
Orang yang sudah sembuh dari penyakitnya dan untuk beberapa waktu tertentu masih mengeluarkan basil-basil penyakit dari dalam tubuhnya, disebut juga pembawa basil. Ada dua macampembawa basil, yakni:
1. Pembawa basil tulen (yakni orang yang sama sekali tidak sakit, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit).
2. Pembawa basil setelah sembuh dari penyakit. Jadi setelah orang itu sembuh dari penyakitnya, untuk beberapa waktu berikutnya ia masing mengeluarkan benih-benih penyakit dari tubuhnya.
Antara yang pertama dan yang kedua mana yang lebih berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya?Hal ini disebabkan karena:
1. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya sendiri).
2. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka menderita / kena penyakit.
3. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari.
4. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama.
Hospes perantara
Hospes perantara adalah hewan yang berperan menularkan suatu penyakit, dan agen penyebab penyakit tersebut mengalami perkembangbiakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh: Nyamuk Anopheles sp. menularkan malaria. Kucing menularkan penyakit Toxoplasmosis.
Vektor
melalui hewan perantara insekta, hewan mengerat dsb. Penyakit yang ditularkan lewat vektor/perantara; malaria, DHF.
Sekian mengenai Mekanisme Terjadinya Penyakit, semoga bermanfaat.
0 Response to "Mekanisme Terjadinya Penyakit"
Post a Comment
Berkomentarlah yang sopan sesuai dan bertanggung jawab serta menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih :)