Penyebab dan Cara Menyembuhkan Diabetes Mellitus

Penyebab dan Cara Penyakit Degeneratif Kencing Manis (Diabetes Mellitus) -  Apakah penyebab dari diabetes yang selamanya ini diketahui? untuk lebih dari 80 tahun umumnya dunia kedokteran meyakini bahwa penyebab dari diabetes adalah akibat kegagalan kerja pankreas. Organ penting yang terletak di rongga perut di bawah lambung tersebut menghasilkan beberapa zat kimia yang dibutuhkan tubuh untuk mengekstrasikan energi dan zat makanan dari makanan. Banyak yang meyakini, kegagalan kerja dari pankreas tersebut menyebabkan insulin tidak dihasilkan, dan hal ini yang menyebabkan timbulnya diabetes.

Sebab itu setelah insulin diketemukan, penderita diabetes selalu mendapatkan suntikan insulin. Hasilnya, banyak penderita diabetes dapat terhindarkan dari kematian dini. Sampai sekarang ini, masih banyak buku-buku kedokteran yang meyakini teori ini dan dengan demikian, pengobatan yang dilakukan kepada penderita diabetes gula adalah insulin. Hal yang tidak menguntungkan dengan pengobatan ini adalah, walaupun penemuan insulin telah membebaskan penderita diabetes akan kekuatiran mati mendadak oleh sebab timbulnya koma, namun masih banyak komplikasi kesehatan lainnya yang mengancam penderita.


Penyebab dan Cara Menyembuhkan Diabetes Mellitus



Komplikasi tersebut meliputi juga mata yang buta, timbulnya gangrene (pembusukan) sampai kepada penyakit jantung yang gawat. Dengan demikian, walaupun insulin secara teori dibutuhkan, ternyata penderita yang mendapatkan pengobatan tersebut berada jauh dari keadaan sehat. Hingga teori yang berlaku dan diketahui umum oleh banyak orang adalah, sekali seorang mendapatkan diabetes, maka ia tetap akan menderita diabetes seumur hidup. Penemuan baru, beberapa penelitian telah diadakan sehubungan masalah ini, dan pada akhir 1960-an, G.M. Reaven dan teman sejawatnya dari Stanford telah menemukan bahwa seorang penderita diabetes sering mempunyai lebih banyak insulin daripada mereka yang tidak mempunyai penyakit diabetes. Lebih lanjut diketemukan bahwa pankreas dari penderita diabetes tetap dapat memproduksi insulin sebanyak dan secepat orang yang normal.

Dengan demikan, teori yang menyebutkan bahwa diabetes disebabkan oleh pankreas yang rusak tidak berlaku lagi. Sebab, bagaimanakah pankreas dapat disebutkan rusak bila masih bisa memproduksi insulin dengan baik? Lebih kurang, pada saat yang bersamaan, para peneliti menemukan bahwa kepekaaan insulin tersebut nyata berkurang dengan sangat besar bila didapatkan lemak di dalam darah. Juga didapatkan bahwa penderita diabetes mempunyai tanda khusus, yaitu mempunyai kadar lemak yang tinggi dalam darah. Dengan demikian, sangat jelas diketahui bahwa diabetes telah disebabkan bukan akibat ketidak hadiran insulin, tetapi akibat berkurangnya dayaguna dari insulin yang disebabkan oleh kehadiran lemak tersebut.

Dengan demikian, bila kadar lemak diturunkan dengan segala macam cara, melalui makanan dan obat, kepekaan insulin akan bertambah, yang akan mengurangi penderitaan diabetes. Penemuan yang baru ini telah mulai banyak dipublikasikan pada awal 1970-an. Sejak itu, banyak pengobatan diabetes dibuat dengan memberikan makanan yang mengandung kadar lemak yang rendah. Berbagai penelitian yang telah dibuat ternyata mendukung akan penemuan baru tersebut. Misalnya W.E. Conner telah membuat eksperimen untuk memberikan pengobatan penderita diabetes dengan memberikan makanan berkadar lemak rendah sejak tahun 1960- an, dan hasilnya selalu memberikan hasil positif. Beberapa penelitian juga telah dibuat untuk orang Papua New Gunea.

Makanan dari bangsa tersebut ternyata terdiri dari tiga persen lemak, 94 persen karbohidrat, dan tiga persen protein. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa tidak seorangpun dari mereka yang memiliki penyakit diabetes. Ada dugaan bahwa tidak adanya penderita diabetes sebab tidak adanya faktor keturunan untuk mendapatkan diabetes. Tetapi penelitian terhadap suku Bantu di Kenya menyangkal pendapat tersebut. Sebab orang buntu yang tidak memiliki penyakit diabetes, bila mengubah makanan mereka menjadi makanan barat yang berlemak, maka kadar gula dan lemak dalam darah merekapun naik.



Dengan demikian, mengubah kebiasaan makan dengan menghindarkan lemak adalah cara tebaik untuk menyembuhkan penyakit diabetes.

1. Diabetes bergantung pada insulin. Diabetes ini biasa datang kepada segala usia, teristimewa orang muda. Tanda yang sangat menonjol ialah sangat bergantungnya kepada suntikan insulin untuk memelihara kehidupan kemungkinan untuk mendapatkan ketosis. Ternyata, dari semua diabetes, hanya 7% saja yang termasuk dalam diabetes bergantung kepada insulin. Gejala yang umum pada penderita diabetes ini sama seperti disebutkan terdahulu yaitu banyaknya mengeluarkan urine, selalu haus, lapar yang tidak terpuaskan, kehilangan berat, berhentinya pertumbuhan pada orang muda, mudah tersinggung dan gampang pusing bahkan koma. Banyaknya glukosa dalam urine, kelebihan glukosa dalam darah, dan tingginya kadar ketone tubuh dalam darah (ketosis) dapat menjadi ukuran diabetes bergantung pada insulin yang tidak dapat dikendalikan.

2. Diabetes tidak bergantung pada insulin. Dari semua diabetes, 93% termasuk dari diabetes yang tidak bergantung insulin. Diabetes ini umumnya datang kepada mereka yang berusia diatas 40 tahun, dan paling sering terjadi bagi mereka yang di atas 55 tahun. 85% dari penderita diabetes ini adalah orang yang kegemukan pada saat diadakan diagnose. Permulaan dari penyakit ini bertahap. Gejala-gejalanya meliputi keletihan, seringnya urinasi di malam hari, selalu haus, dan kehilangan berat badan sebelum diagnose. Penderita diabetes ini tidak bergantung pada insulin untuk mneghindarkan dari ketonuria atau tidak akan mendapatkan ketosis. Tetapi bisa saja mereka memerlukan insulin untuk penanggulangan sistomatik. Banyak penderita diabetes ini yang memiliki kadar glukosa dan insulin yang tinggi dalam darah. Untuk berbagai alasan, tubuh mereka menjadi tidak peka kepada insulin.

Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa (Wasilah, 1993). Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa akan mengakibatkan naiknya kadar glukosa darah (KGD). Apabila KGD 2 jam setelah makan menunjukkan kadar sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL, maka seseorang dinyatakaan sebagai penderita diabetes melitus (Wasilah, 2003). Hal tersebut membawa dampak pengaruh psikologis, fisik, dan lebih lanjut menimbulkan konsekuensi medis dan ekonomis.

Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa atau disingkat gangguan toleransi glukosa (GTG) adalah suatu keadaan terjadinya perubahan homeostasis glukosa apapun penyebabnya, sehingga KGD 2 jam setelah makan lebih tinggi daripada normal. Umur merupakan salah satu fator yang memegang peranan penting dalam timbulnya GTG. Makin bertambah umur seseorang akan makin bertambah tinggi KGD-nya, baik pada saat puasa maupun pada 2 jam sesudah makan. WHO (1985) menyebutkan bahwa setelah melampaui umur 30 tahun, KGD puasa akan naik 1 - 2 mg/dL tiap pertambahan 1 dekade umur, dan akan naik 5,6 - 13 mg/dL pada 2 jam sesudah makan. GTG dapat ditentukan dengan tes toleransi glukosa (TTG) sebagai tes baku emas.

Dasar TTG adalah pemberian pembebanan glukosa yang dapat diberikan secara oral maupun parenteral (WHO, 1985). Apabila hasil KGD 2 jam sesudah pembebanan glukosa tersebut menunjukkan nilai antara 140 - 199 mg/dL, maka dinyatakan ada GTG, dan apabila nilai tersebut menunjukkan sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL akan masuk dalam diagnosis penderita DM. Goldberg & Coon (1994) menyatakan ada hubungan antara umur dan kenaikan prevalensi DM. Kenaikan KGD lebih dari 165 mg/dL dalam waktu yang lama akan memberikan efek kilnis yang merugikan, khususnya terjadinya mikroangiopati dan makroangiopati serta neuropati (Krolewski & Warran, 1994).

Menurut Askandar (1999) kenaikan KGD (hiperglikemi) akut akan menyebabkan pengaruh langsung timbulnya disfungsi endotel, gangguan hemoreologik (trombosit, eritrosit, lekosit, dan viskositas plasma) serta imunologik, terutama terjadinya disfungsi makrofag. Pada orang dewasa normal, KGD selalu dipertahankan pada batas nilai antara 70 - 110 mg/dL. KGD puasa selalu dipertahankan oleh glukosa yang dihasilkan hati, sedangkan KGD sesudah makan dikembalikan pada kondisi semula (nilai normal) pada menit ke 120 (2 jam) oleh peran insulin yang dihasilkan (disekresikan) oleh sel β (beta) pankreas.

Wallace tahun 1942 (cit. Brandt, 1986) menemukan adanya perubahan histologis sel-sel β pankreas pada hasil otopsi mereka yang meninggal dalam usia lanjut yaitu berupa 79% invasi sel-sel lemak, 60% mengalami fibrosis, 45% sklerosis, 56% dilatasi duktus, serta 10% metaplasi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa pada usia lanjut terjadinya GTG disebabkan oleh gangguan pada sel-sel β pankreas, sehingga produksi insulin menurun.




Sekian mengenai Penyakit Degeneratif Kencing Manis (Diabetes Mellitus), semoga bermanfaat.

0 Response to "Penyebab dan Cara Menyembuhkan Diabetes Mellitus"

Post a Comment

Berkomentarlah yang sopan sesuai dan bertanggung jawab serta menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih :)